Powered By Blogger

Jumat, 08 Juli 2011

pengetahuan bahan karet

LAPORAN RESMI
PENGETAHUAN BAHAN KARET
Dosen Pengampu : Sri Sumarni Bsc.ST

KELOMPOK
v Hamzah Abidin            (10.TBKKP.TPL.18)
v Jumhir                          (10.TBKKP.TPL.192)
v Nurwahyuni Bakhri     (10.TBKKP.TPL.)
v Wa Ode Maryati          (10.TBKKP.TPL.)
v Yuliana Ela                            (10.TBKKP.TPL.)

                                   

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT
YOGYAKARTA
2011

TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat melihat secara langsung perkebunan karet
2.      Mahasiswa dapat melihat secara langsung pabrik pengolahan karet alam
3.      Mahasiswa diharapkan dapat melihat langsung dan mengetahui proses pengolahan karet alam
4.      Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tentang standar kualitas karet alam.
5.      Mahasiswa diharapkan mengerti tentang proses pembuatan karet asapan (sheet) dan karet crepe

LATAR BELAKANG
Karet alam (polyisoprene) termasuk ke dalam elastomer yaitu bahan yang dapat direnggangkan dan dapat kembali seperti bentuk semula. Selain karet alam, terdapat beberapa bahan yang juga termasuk elastomer yaitu polybutadiene, polyisobutylene dan polyurethanes, yang ketiganya merupakan polimer sintetis.
Elastomer memiliki potensi yang besar dalam dunia industri karena memiliki sifat keliatan dan kelekatan yang tinggi, elatisitas tinggi, daya tarik yang kuat, daya lengket yang baik dan daya pegas yang tinggi. Karena sifat-sifat tersebut polyisoprene banyak dimanfaatkan untuk membuat sepatu boot tahan air, bola dan peluru karet.
Molekul karet alam terbentuk melalui reaksi adisi monomer-monomer isoprene secara teratur yang terikat secara “kepala ke ekor”, memiliki susunan geometri 98% cis-1,4 dan 2% trans-1,4 dengan berat molekul berkisar antara 1-2 juta dan mengandung sekitar 15.000-20.000 ikatan tidak jenuh.



Karet alam dihasilkan dari tanaman karet Hevea brasiliensis. Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah (0-400 dpl) dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan mampu hidup di lahan dengan keasaman tinggi (pH 4.0-4.5), pada tanah bersolum dalam dan miskin hara.
Untuk mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan terhadap batang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan pohon karet.
Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 15 - 25 meter. Batangnya biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai anak daun utama 3 - 20 cm. Panjang tangkai anak daun 3 - 10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada 3 - 6 buah sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit yang keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman karet adalah tanaman dengan sifat dikotil sehingga akar tanaman ini merupakan akar tunggang (masih ingat pelajaran IPA waktu SD kan?). Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.

Secara lengkap, struktur botani tanaman karet tersusun sebagi berikut :
  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub Divisi : Angiospermae
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Ordo : Euphorbiales
  • Famili : Euphobiaceae
  • Genus : Hevea
  • Spesies : Hevea braziliensis
Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan.

1.      Teknologi Budidaya Karet

            Untuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sebagai berikut:
• Syarat tumbuh tanaman karet
• Klon-klon karet rekomendasi
• Bahan tanam/bibit
• Persiapan tanam dan penanaman
• Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian penyakit
• Penyadapan/panen

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
a. Iklim
            Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
b. Curah hujan
            Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.
c. Tinggi tempat
            Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25C sampai 35C.
d. Angin
            Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet
e. Tanah
            Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut <2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.

Sifat-sifat
tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
- Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Aerase dan drainase cukup
- Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
- Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Permukaan air tanah < 100 cm.
2. Klon-klon Karet Rekomendasi

            Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klonklon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon-klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis-jenis produk karet yang akan dihasilkan.

3. Bahan Tanam
            Hal yang paling penting dalam penanaman karet adalah bibit/bahan tanam, dalam hal ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi. Persiapan bahan tanam dilakukan paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.

            Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di pembibitan

            Untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua macam sumber mata okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan okulasinya rendah.

            Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet unggul berupa stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polibeg, atau stum tinggi. Untuk tanaman karet, mata entres ini yang merupakan bagian atas dari tanaman dan dicirikan oleh klon yang digunakan sebagai batang atasnya. Penanaman bibit tanaman karet harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang.

            Waktu tanam yang sesuai adalah pada musim hujan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk kegiatan-kegiatan untuk pembuatan lubang tanam, pembongkaran, pengangkutan, dan penanaman bibit. Bibit yang sudah dibongkar sebaiknya segera ditanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling lambat satu malam setelah pembongkaran. 


4. Persiapan Tanam dan Penanaman
            Dalam pelaksanaan penanaman tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan penanaman.

a. Pembukaan lahan (Land Clearing)
            Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi
(a) pembabatan semak belukar,                                                                                                                            (b) penebangan pohon,                                                                                                                                       (c) perecanaan dan pemangkasan,                                                                                                                         (d) pendongkelan akar kayu,                                                                                                                                  (e) penumpukan dan pembersihan.
Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan. Penataan blok-blok. Lahan kebun dipetak-petak menurut satuan terkecil dan ditata ke dalam blok-blok berukuran 10 -20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu hamparan yang mempunyai waktu tanam yang relatif sama.

Penataan Jalan-jalan
            Jaringan jalan harus ditata dan dilaksanakan pada waktu pembangunan tanaman baru (tahun 0) dan dikaitkan dengan penataan lahan ke dalam blokblok tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit dengan pedoman dapat menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m. Sedapatkan mungkin seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara keseluruhan merupakan suatu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan disesuaikan dengan jenis/kelas jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
Penataan Saluran Drainase
Setelah pemancangan jarak tanam selesai, maka pembuatan dan penataan saluran drainase (field drain) dilaksanakan. Luas penampang disesuaikan dengan curah hujan pada satuan waktu tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan dan penguapan. Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit-parit penampungan untuk selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).

b. Persiapan Lahan Penanaman
            Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
Pemberantasan Alang-alang dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.

Pengolahan Tanah
            Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm. Namun demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.

Pembuatan teras/Petakan dan Benteng/Piket
            Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar 150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan. Untuk setiap 6 - 10 pohon (tergantung derajat kemiringan 11 tanah) dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.


Pengairan
            Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
a) Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 - 80) jarak tanam adalah             7 m x 3 m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7 m dan arah Utara - Selatan berjarak 3 m
b) Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secara kontur). Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm - 30 cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk tanaman.

Pembuatan Lubang Tanam
            Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di sebelah kanan ).
Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.

Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC) 
            Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk membatasi pertumbuhan gulma.
Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah 4 kg. Pueraria javanica, 6 kg Colopogonium mucunoides, dan 4 kg Centrosema pubescens, yang dicampur ke dalam 5 kg Rock Phosphate (RP) sebagai media. Selain itu juga dianjurkan untuk menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) ex biji atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak 1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar rata di atas tanaman kacangan.

Seleksi bibit
            Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
- Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
- Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas
- Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
- Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih)

Kebutuhan bibit
Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.

Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.


5. Pemeliharaan Tanaman
            Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman. Pengendalian gulma Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan berdasarkan umur tanaman seperti berikut:



TABEL 1. Frekuensi Pengendalian Gulma dengan Herbisida berdasarkan Umur Umur Tanaman
Umur tanaman (tahun)
Kondisi Tajuk
Aplikasi herbisida

Lebar


Frekuensi
Waktu
piringan/jalur
Tanaman belum menghasilkan




2-3 tahun
belum menutup
3-4 kali
Maret, Juni, septmber, desember
1.5-2.0 m
4-5 tahun
mulai menutup
2-3 kali
Maret, september, juni
1.5-2.0 m





Tanaman Menghasilkan




6-8 tahun
sudah menutup
2-3 kali
Maret. September, juni
2.0-3.0 m
9-15 tahun
sudah menutup
2 kali
Maret, September
2.0-3.0 m
>15 tahun
sudah menutup
3 kali
Maret, September
2.0-3.0 m

Program pemupukan
            Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl. Program dan dosis pemupukan tanaman karet secara umum dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan
Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman belum Menghasilkan
Umur Tanaman
Urea
SP36
KCL
Frekuensi pemupukan

(g/ph/th)
(g/ph/th)
(g/ph/th)

Pupuk dasar




1
250
150
100
2 kali/th
2
250
250
200
2 kali/th
3
250
250
200
2 kali/th
4
300
250
250
2 kali/th
5
300
250
250
2 kali/th










Umur Tanaman
Urea
SP36
KCL
Frekuensi pemupukan

(g/ph/th)
(g/ph/th)
(g/ph/th)

6-15 tn
350
260
300
2 kali/th
16-25
300
190
250
2 kali/th
>25 sampai
200

150
2 kali/th

            Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP sebanyak 200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 (TBM-2) apabila pertumbuhannya kurang baik. Pemberantasan Penyakit Tanaman Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Untuk Lebih Lanjut mengenai penangan penyakit (
Disease)


6.      Penyadapan/Panen

      Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.

Tinggi bukaan sadap
            Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah. Waktu bukaan sadap.
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba. Kemiringan irisan sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar 400 dari garis horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan semakin mengecil hingga 300 bila mendekati "kaki gajah" (pertautan bekas okulasi). Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.
Peralihan tanaman dari TBM ke TM
Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang sehat dan baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5 - 6 tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6 tahun tanaman karet dapat dikatakan telah merupakan tanaman menghasilkan atau TM.
                                                                                                                                                                   Sistem sadap
            Dewasa ini sistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah disertai stimulasi Ethrel selama siklus penyadap. Untuk karet rakyat, mengingat kondisi sosial ekonomi petani, maka dianjurkan menggunakan sistem sadap konvensional seperti pada tabel berikut :
Tanaman
Umur
Sistem Sadap
Jangka Waktu (tahun)
Bidang Sadap
Remaja
0-5



Teruna
6-7 tn
s/2 d/3 67%
2
A

8-10 tn
s/2 d/2 100%
3
A
Dewasa
11-15 tn
s/2 d/2 100%
4
B

16-20 tn
a/2 d/2 100%
4
A
Setengah Tua
21-28 tn
2 s/2 d/3 133%
8
B' + AH
Tua
29-30 tn
2 s/2 d/3 133%
4
A\" + BH

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi lateks dalam penyadapan antara lain arah dan sudut kemiringan, panjang irisan sadap, letak bidang sadap, kedalaman irisan sadap, ketabalan irisan sadap, frekuensi penyadapan dan waktu penyadapan. Waktu penyadapan yang baik adalah dilakukan sepagi mungkin sekitar pukul 05.00-07.30.
Secara umum dalam lateks karet yang segar mengandung 20-60% karet, 0.3-0.7 % abu, 1-2% protein, 2% resin atau lipid dan 33-75% air. Adapun menurut Tangpakdee (1998) lateks jika disentrifugasi pada 54.000 g (gravitasi) selama 1 jam akan terpisahkan menjadi beberapa komponennya yaitu fraksi karet, frey wyssling, serum C (sitosol) dan fraksi bawah yang terdiri atas partikel lutoid. Fraksi karet sebanyak 37% mengandung protein, fosfolipid, sterol ester, lemak dan resin, sedangkan frey wyssling mengandung karotenoid, plastokromanol, dan lipid. Fraksi frey wyssling ini berwarna kuning dan mengandung partikel-partikel berbentuk spiral dengan diameter 3-6µm. Serum C adalah cairan bening yang merupakan sitosol dari sel pembuluh lateks, mengandung berbagai persenyawaan antara lain sukrosa, protein dan asam-asam organik. Fraksi bawah terdiri atas protein, fosfolipid, sterol, trigonolein, labikuinon dan argothionin. Fraksi ini banyak mengandung lutoid yang mengandung protein karet, lipid, ion Ca dan ion Mg.

Jenis-Jenis Karet Alam
Terdapat beberapa macam karet alam yang kebanyakan merupakan bahan olahan baik setengah jadi ataupun barang jadi. Jenis-jenis karet alam antara lain bahan olah karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet spesifikasi teknis (crumb rubber), karet siap olah (tyre rubber) dan karet reklim (reclaimed rubber).

a. Bahan Olah Karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet. Yang termasuk bahan olah karet adalah lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar yang dibagi berdasarkan pengolahannya.
Lateks kebun merupakan cairan getah yang dihasilkan dari proses penyadapan pohon karet dan belum mengalami pengolahan sama sekali. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
§ Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh.
§ Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu.
§ Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks.
§ Warna putih dan berbau karet segar.
§ Lateks kebun mutu I mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%.
Sheet Angin merupakan bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut. Jenis ini berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. Ketentuan sheet angin yang baik adalah sebagai berikut :
§ Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau serumnya.
§ Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir
§ Kotoran tidak terlihat
§ Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung
§ Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 mempunyai kadar karet kering 80%
§ Tingkat ketebalan pertama 3 mm dan tingkat ketebalan kedua 5 mm.
Slab Tipis merupakan bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan. Adapun ketentuan slab tipis yang baik adalah sebagai berikut :
§ Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar.
§ Air atau serum harus dikeluarkan baik dengan giling atau dikempa.
§ Tidak terlihat adanya kotoran.
§ Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
§ Slab tipis mutu I mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering 60%.
§ Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm.
Lump Segar merupakan bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
§ Tidak terlihat adanya kotoran.
§ Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
§ Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%.
§ Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60 mm.

b. Karet Konvensional
Jenis-jenis karet alam olahan yang tergolong karet konvensional adalah Ribbed Smoked Sheet, White and Pale Crepe, Estate Brown Crepe, Compo Crepe, Thin Brown Crepe Remills, Thick Blanket Crepes Ambers, Flat Bark Crepe, Pure Smoked Blanket Crepe dan Off Crepe.
Jenis karet konvensional yang banyak diproduksi adalah Ribbed Smoked Sheet atau disingkat RSS. Karet ini berupa lembaran sheet yang mendapatkan proses pengasapan dengan baik. RSS ini memiliki beberapa macam antara lain XRSS, RSS 1 hingga RSS 5.

c. Lateks Pekat
Lateks pekat berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang ada di pasaran dibuat dengan pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses sentrifugasi. Lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
d. Karet Bongkah (Block Rubber)
Karet bongkah merupakan karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran tertentu. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Masing-masing negara memiliki standar mutu karet bongkah. Standar mutu karet bongkah untuk Indonesia tercantum dalam SIR (Standard Indonesian Rubber) yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 184/Kp/VI/88 Tanggal 25 Juni 1988.
e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Crumb rubber merupakan karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu berdasarkan pada sifat-sifat teknis dimana warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku.
Crumb Rubber dibuat agar dapat bersaing dengan karet sintetis yang biasanya menyertakan sifat teknis serta keistimewaan untuk jaminan mutu tiap bandelanya. Crumb Rubber dipak dalam bongkah-bongkah kecil, berat dan ukuran seragam, ada sertifikast uji laboratorium, dan ditutup dengan lembaran plastik polythene.
f. Tyre Rubber
Tyre rubber merupakan barang setengah jadi dari karet alam sehingga dapat langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Tyre rubber memiliki beberapa kelebihan dibandingkan karet konvensional. Ban atau produk produk karet lain jika menggunakan tyre rubber sebagai bahan bakunya memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan jika menggunakan bahan baku karet konvensional. Selain itu jenis karet ini memiliki daya campur yang baik sehingga mudah digabung dengan karet sintetis.
g. Karet Reklim (Reclimed Rubber)
Karet reklim merupakan karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas. Karet reklim biasanya digunakan sebagai bahan campuran, karena mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik. Pemakaian karet reklim memungkinkan pengunyahan (mastication) dan pencampuran yang lebih cepat. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan lebih tahan lama dipakai.
Kelemahan dari karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet daur ulang. Oleh karena itu kerat reklim kurang baik digunakan untuk membuat ban.
Perkembangan Industri Pengolahan Karet di Indonesia
Pada awal pengusahaan karet alam, para petani karet menghasilkan jenis produk karet konvensional yakni Ribbed Smoked Sheet (RSS) yang dilakukan secara sendiri-sendiri ataupun berkelompok. Sesuai dengan perkembangan pasar, pemerintah memperkenalkan dan mendorong untuk memproduksi karet olahan lebih lanjut seperti Crumb Rubber yang merupakan jenis karet spesifik secara teknis (technically specified rubber).
Manfaat Karet Alam
Karet alam banyak digunakan dalam berbagai industri. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-sehari maupun dalam usaha industri mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan, sepatu karet, sabun penggerakmesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam.
Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran. Karet juga bisa dipakai untuk tahanan dudukan mesin serta dipasang pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lainnya.
Peralatan Pengolahan karet
1.      Mesin Penggilingan
            Dalam pengolahan karet jenis sheet dan crepe biasanya digunakan mesin penggilingan.Di kalangan pengolahan lateks, mesin ini sering disebut baterai sheet. Baterai sheet ada yang terdiri dan 4, 5, atau 6 gilingan beroda dua.  Baterai sheet yang merniliki 4 gilingan beroda   dua contohnya adalah merek Cadet. Sedangkan yang memiliki 5 dan 6 gilingan beroda dua masing-masing contohnya adalah merek Aristo dan Six in One. Kapasitas setiap jenis baterai sheet berbeda dan tergantung pada ketebalan sheet yang akan dibuat Mesin penggilingan untuk crepe dikenal dengan nama baterai crepe.Jumlah gilingan beroda dua yang ada biasanya 3, 4, atau 5 gilingan. Baterai crepe dengan 3 gilingan beroda dua biasanya kurang memberikan hasil gilingan yang memuaskan, yang paling baik adalah baterai crepe dengan 5 gilingan.
Selama proses penggilingan, mesin-mesin berjalan terus menerus.Pada gilingan terakhir selalu terdapat patron yang disebut printer yang berbentuk spiral.Patron berfungsi  memperbesar permukaan sheet serta bisa mempercepat jalannya pengeringan.
2.  Tangki/Bejana Koagulasi
Tangki yang banyak dipakai pada era sebelum Perang Dunia II terbuat dan arnit atau ebonit, sesudahnya digunakan tangki yang terbuat dari aluminium. Ukuran tangki yang digunakan biasanya 10 x 3 x 16 feet. Tangki yang berukuran besar ini disekat lagi menjadi 76 atau 91 ruang yang lebih kecil. Untuk menyekat digunakan pelat-pelat aluminium.
3. Rumah Pengeringan
Pada pembuatan crepe, rumah pengeringan mutlak dibutuhkan. Tinggi ruangan biasanya tidak lebih dari 6 meter.Di dalam rumah pengeringan, biasanya terdapat gantar-gantar dari kayu jati dengan tebal 4 – 5 cm untuk menggantungkan karet crepe yang akan dikeringkan.Cara pemanasan yang paling digunakan adalah thermosifon.Thermosifon adalah pemanasan dengan air panas serta menggunakan uap air bertekanan rendah (5 – 7 hari).Bila tanpa pemanasan, waktu yang dibutuhkan berkisar 2 – 4 minggu.
4. Rumah Pengasapan
Rumah pengasapan digunakan dalam pembuatan karet sheet.Suhu harus dipertahankan sehingga praktis stabil, ventilasinya dapat diatur sesuai kebutuhan, serta penambahan asap dan pemanasan dapat terjamin.Jumlah ruang pengasapan dan pengeringan yang diperlukan berhubungan dengan waktu pengeringan. Ini berkaitan dengan ketebalan sheet yang akan dibuat. Misalnya waktu pengeringaji 5 — 5,5 hari, maka ruang yang dibutuhkan adalah 6 buah. Namun, bila produksj harian tinggj dan setiap hari nembutuhkan lebih dan satu ruangan, maka jumlah ruangan yang diperlukan dikalikan jumlah ruangan yang dipakai per hari. Karet tidak boleh dicampur aduk dalam satu ruangan karena hasil karet dari hari yang tidak sama tidak boleh digabungkan.Selain alat-alat yang telah disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa alat yang banyak digunakan dalam pengolahan karet, seperti alat penyaring, gunting/pemotong, meja sortasi, pengepres, pengepak, dan lain-lain.
KOMPON KARET / PROSES , PRINSIP DAN PERALATAN PENGOLAHANNYA.
Mesin Pembentuk Kompon Karet: Mesin Ekstrusi Karet & Mesin Kalender Karet
Fungsi
membuat bentuk atau mencetak kompon karet </kompon-karet> seperti bentuk (profil) barang karet yang dibuat.
Prinsip Pembentukan Kompon Karet
Mengolah kompon karet sedemikian rupa sehingga mudah membentuknya seperti yang dikehendaki. Selama pengolahan, kompon karet mungkin dipadatkan, dilunakkan, atau dicairkan lebih dahulu, bergantung pada jenis barang karet yang dibuat.
Jenis Mesin Pembentuk Kompon Karet
1. Mesin Ekstruksi Karet (Ekstruder)
Mesin ekstrusi karet <karet-ekstrusi> mesin ekstruder diguna kan untuk membuat bentuk atau mencetak kompon karet menjadi panjang dengan profil bulat, empat persegi panjang, segitiga, dll, yang padat atau berongga.
Bentuk akhir kompon sama dengan bentuk penampang rongga matris (die) yang digunakan. Kompon dilunakkan di dalam silinder (barrel) yang panas dengan menggunakan aksi mekanis sekrup yang berputar atau ram sehingga kompon mudah disemprotkan atau dikeluarkan melalui matris. Sekrup dan barrel merupakan unit penting (jantung) dari mesin ekstruder. Dinding barrel dan kadang-kadang bagian dalam sekrup mempunyai rongga yang dapat dialiri media pemanas dan pendingin. Unit-unit lain yang perlu diperhatikan pada mesin ekstruder, antara lain motor penggerak, unit pemanas dan pendingin, alat-alat transmisi, pengatur putaran, dan pelumasan, unit depan (screen, breaker plate, die), unit pemasukan kompon, dan bubuk (powder).


Prinsip Screw Ekstrusion
Bahan isian (kompon karet) dimasukkan ke dalam ekstruder melalui ”hopper” yang biasanya dilengkapi dengan ”feed roller”. Setelah memasuki sekrup melalui kantong umpan, bahan bergerak dan berputar melalui bagian-bagian sekrup, antara lain bagian umpan, kompresi, dan penglunakan.
Ketinggian ulir pada bagian-bagian sekrup bervariasi, dan disesuaikan dengan perubahan fase bahan di dalam ”barrel” yang memuat volume ruang yang berbeda.  Ulir paling tinggi terdapat pada bagian umpan dan ulir paling rendah terdapat pada bagian penglunakan. Bahan memperoleh energy panas dari pemanas barrel dan juga dari kerja mekanik sekrup yang berputar dan bergesekan dengan bahan di dalam barrel.
Jenis mesin Ekstruder Karet
1.1. Ekstruder Karet Umpan Dingin
Mesin ekstruder karet umpan dingin adalah mesin ekstruder yang mengolah kompon karet pada suhu kamar, dengan umpan dapat berupa butiran atau pita. Sekrup mesin ini agak panjang, akan tetapi kedalaman ulir (flight dept) agak rendah.
1.2. Ekstruder Karet Umpan Panas
Mesin ekstruder umpan panas adalah mesin ekstruder yang mengolah kompon  karet pada suhu di atas suhu kamar. Sekrupnya agak pendek, akan tetapi kedalaman ulir agak tinggi. Pada umumnya perbandingan panjang dengan diameter sekrup (L/D) untuk pengoperasian tekanan rendah, adalah L/D 5:1, dan untuk pengoperasian tekanan tinggi L/D 8:1.
1.3. Ekstruder Karet Umpan Dingin Berventilasi
Pada barrel mesin ekstruder ini dipasang sebuah ventilasi, sehingga gas-gas yang terperangkap di dalam kompon karet selama pengolahan dapat dikeluarkan. Ada dua zone pada mesin ekstruder ini, yaitu:
I.                    Zone umpan, transmisi, dan metering
II.                  Zone transisi dan metering
Perbandingan L/D sekrup pada bagian pertama L/D 8:1, dan pada bagian kedua L/D 12:1, atau perbandingan total L/D, 17:1 dan 20:1.
1.4. Ekstruder Karet Pakai Pena
Pada barrel mesin ekstruder ini dipasang pena untuk membelah bidang lapisan kompon yang meliliti alur sekrup. Pena dapat menghindari slip di dalam barrel sehingga bahan karet menjadi lebih homogen. Pemasangan pena disusun secara radial sebanyak 8-12 buah dengan jumlah baris 6-10,terhitung mulai dari lobang pengumpanan.
2. Mesin Kalender Karet
Mesin kalender karet digunakan untuk:
  • Membuat kompon karet yang panjang dan lebar (lembaran kompon), yang tebal dan tipis.
  • Melapiskan kompon karet pada permukaan tenunan (coating).
    • Memasukkan kompon karet ke dalam jaringan tenunan dengan cara  menekan (frictioning).
    • Melapiskan kompon karet pada permukaan tenunan yang telah difriksi      atau tenunan berkaret (skimming).
    • Melapis ganda lembaran karet atau tenunan berkaret (doubling).
    • Membuat bentuk kompon karet (shaping) pada permukaan rol
    • (profiling ataupun embossing).
Cara pembentukan lembaran kompon karet adalah dengan menekan kompon karet atau tenunan berkaret di antara roll-roll dan mengatur arah dan besar putaran serta jarak roll. Putaran roll yang berbeda mengakibatkan friksi, dan putaran roll yang sama mengakibatkan sheeting (penekanan, pelapisan, dan penghalusan permukaan kompon karet).
Berdasarkan jumlah roll dan penggunaannya, jenis mesin kalender karet diklasifikasikan menjadi:
1. Kalender karet beroll dua
2. Kalender karet beroll tiga
3. Kalender karet beroll empat
4. Kalender karet beroll lima
5. Kalender karet beroll enam
Berdasarkan susunan pemasangan roll, jenis mesin kalender
diklasifikasikan menjadi:
1. Mesin kalender karet susunan I
2. Mesin kalender karet susunan Γ
3. Mesin kalender karet susunan L
4. Mesin kalender karet susunan Z
Roll terbuat dari baja cor atau besi cor yang keras, sekitar 500 – 550 BHN, dengan permukaan yang halus. Bagian dalam sepanjang sumbu roll dibuat berongga sebagai saluran media pemanas dan pendingin. Unit-uniTt lain yang penting pada mesin kalender karet antara lain:
* Motor penggerak dan transmisinya
* Pengatur putaran dan jarak roll
* Unit pemanas, pendingin, dan pelumasan
* Unit pemotong, roll-roll pemisah, dan pengaman
*Mesin Pembuat Kompon Karet: Mesin Pencampur Karet*
Fungsi
Mesin pembuat atau pengolahan kompon karet <http://www.industrikaret.com/kompon-karet> digunakan untuk melunakkan bahan baku (karet mentah) dan mencampurnya dengan karbon (bahan kimia lain) secara homogen. Oleh karena kompon  karet terbuat dari campuran karet dan bahan kimia, maka mesin pembuat kompon karet sering disebut mesin pencampur karet (rubber mixing machines).
*_Beberapa fungsi mesin pencampur karet adalah sebagai berikut_**:*
1. Mastikasi (penghancuran): karet dihancurkan agar viskositas atau berat molekulnya turun. Untuk itu diperlukan kerja mekanik yang cukup besar.
2. Pencampuran
a. Inkorporasi (wetting stage): pelapisan filler (bahan kimia) pada karet. Dalam tahap ini, karet mengalami deformasi besar-besaran (luas permukaan bertambah), dan terjadi pembalutan gumpalan filler. Karet dihancurkan hingga menjadi partikel kecil dan dapat membalut filler dalam bentuk butir-butir kecil.
b. Dispersi: di sini butir-butir halus dihasilkan agar filler dapat bercampur atau menyebar di dalam karet. Dalam tahap dispersi karet ini, gumpalan-gumpalan filler yang dibalut karet dihancurkan lagi menjadi butir-butir halus. Pada tahap inkorporasi dan dispersi diperlukan gaya geser yang besar.
c. Distribusi: meningkatkan homogenitas kompon.
d. Plastisasi: memodifikasi sifat rheology kompon agar sesuai untuk pengolahan berikutnya.
Prinsip Pembuatan Karet (Pencampuran Karet)
Proses pencampuran berlangsung di antara dua buah rotor yang berputar dalam arah berlawanan. Sumbu kedua rotor sejajar, dan masing-masing rotor mempunyai kecepatan tangensial yang berbeda. Jarak antara  permukaan (nip) rotor diatur dengan alat pengatur sekrup. Sebagai akibat perbedaan kecepatan tangensial dan penyempitan nip, maka kompon karet mengalami gaya geser dan gaya tekan selama pencampuran.
Gaya tekan memperbesar gaya geser, dan gaya geser memutuskan ikatan (rantai) molekul karet. Dengan putusnya rantai molekul karet memungkinkan karbon dan bahan kimia lain dapat bercampur dengan karet.
Jenis Mesin Pembuat Kompon Karet
1. Mesin Pencampur Karet Terbuka (Mesin Giling Karet Dua Rol)
Mesin pencampur karet ini mempunyai unit pencampur (rotor) yang terdiri dari dua buah silinder panjang dan berongga. Rotor terbuat dari bahan baja cor atau besi cor yang diperkeras, yang pemukaannya licin dan tahan karat. Rongga silinder berfungsi sebagai saluran media pemanas dan pendingin. Unit pencampur karet (silinder) dalam keadaan terbuka, dan pemasukan bahan baku serta pemotongan kompon karet dilakukan oleh operator.
Rol tambahan (stock blender) berfungsi untuk menampung sebagian kompon karet dan memasukkan kembali ke dalam celah kedua rol mesin giling karet agar pencampuran lebih baik. Dengan menggunakan stock blender ini maka kompon karet lebih cepat dingin, lebih homogen dan plastis dalam selang waktu pencampuran tertentu.
Untuk menghubungkan mill ke peralatan batch-off biasanya digunakan conveyor. Peralatan batch-off berfungsi mengotomatisasi pemindahan kompon karet ke proses selanjutnya. Di dalam batch-off, lembaran kompon  karet didinginkan dengan mencelupkan ke dalam air (non stick solvent) dan dikeringkan dengan blow drying. Lembaran berjalan di atas rol-rol yang dipasang di dalam batch-off dan dipotong menjadi lembaran-lembaran yang berukuran tertentu. Lembaran ditumpuk secara berlapis (wig-wag form) pada bagian keluar batch-off dan dipindahkan ke mesin pengolah karet berikutnya dengan alat angkut (conveyor).
Unit-unit lain yang perlu diperhatikan pada mesin pencampur karet terbuka, antara lain alat penampung, alat pengaman, pengatur nip, motor penggerak, transmisi dan putaran, unit pemanas, pendingin, dan pelumas mesin.
2. Mesin Pencampur Karet Tertutup Non Kontinu
Pada mesin pencampur karet tertutup non kontinu (internal batch mixer), rotor berada dalam ruang tertutup. Unit pencampur (rotor) mesin karet berbentuk benjolan sehingga rotor tampak seperti bersayap dan bidang geser lebih luas. Pencampuran berlangsung lebih singkat dan lebih bersih dibandingkan dengan mesin pencampur karet terbuka.
Poros, sayap, dan dinding ruang pencampuran dibuat berongga agar dapat dilalui media pemanas dan pendingin. Proses pencampuran tidak perlu dibantu oleh operator kecuali pada saat pengisian bahan ke dalam hopper dan pada waktu pengeluaran kompon karet dari ruang pencampuran. Bahan ditekan oleh ram secara hidrolik selama proses pencampuran.
Mesin pencampur karet tertutup non kontinu dikelompokkan menjadi dua tipe menurut disain rotor atau cara pencampuran di dalam ruang pencampuran, yaitu tipe non-intermeshing dan tipe intermeshing. Kelompok mesin-mesin yang termasuk tipe non-intermeshing adalah mesin Banburry,Bolling, dan Werner-Pfleiderer, dan mesin tipe intermeshing adalah Intermix Francis Shaw dan Werner Pfleiderer.
Pada mesin tipe non-intermeshing, aksi geser gumpalan kompon karet terjadi di dalam celah antara rotor dengan ruang pencampuran, sedangkan pada tipe intermeshing aksi geser gumpalan kompon terjadi di dalam celah antara kedua rotor. Rotor tipe intermeshing memberikan pemindahan panas yang lebih baik, dan cocok digunakan untuk kompon karet yang peka terhadap panas dengan siklus pencampuran yang agak lama.
Mesin pencampur jenis yang baru telah dibuat di perusahaan Italian Firm Rutital yang dinamakan Rutital Monomix Mixer. Mesin ini hanya mempunyai sebuah rotor yang berbentuk kerucut rangkap (biconical), yang berulir dua dengan arah terpusat, sedangkan ruang pencampurannya berbentuk silinder.
Tandem Mixer
Tandem mixer adalah jenis mesin pencampur karet yang dikombinasikan dari dua buah mesin pencampur karet  tipe intermix dan dipanaskan secara bertingkat. Pada bagian atas dipasang ram mixer dan pada bagian bawah dipasang ramless mixer. Agar ramless mixer dapat mengisi sendiri tanpa bantuan tekanan dan kerja mekanik ram, maka rotor ramless mixer haruslah interlocking.
Masterbatch yang dihasilkan mixer atas dipindahkan langsung ke mixer bawah, lalu didinginkan dan pencampuran selesai, sementara masterbatch berikutnya telah diolah dan tersedia pada mixer atas. Masterbatch yang keluar dari mixer bawah dipindahkan ke mesin pengolah berikutnya melalui dua roll mill ataupun dump extruder.
Kinerja tandem mixer sangat bergantung pada operasi fasilitas pendingin dan sifat bahan kompon yang diolah, dan mesin ini mempunyai system pendinginan yang mampu menyerap kalor masterbatch. Suhu masterbatch pada saat keluar dari mixer atas antara 150-160°C, waktu pencampuran 3,5-4 menit. Untuk mixer bawah fill factor 0,45-0,47, laju putaran dapat divariasi hingga 60 rpm.
3. Mesin Pencampur Karet Tertutup Kontinu
Mesin pencampur karet tertutup kontinu terdiri atas pengumpan dan ekstruder pencampur. Pengumpan berfungsi sebagai pemasuk bahan ke dalam ekstruder pencampur; dan ekstruder pencampur berfungsi sebagai pencampur dan pemindah bahan ke mesin pengolah berikutnya. Sebelum memasuki ekstruder pencampur, bahan telah mengalami pelunakan di dalam pengumpan. Pelunakan di dalam pengumpan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan sekrup (sikoplast) dan rotor Farrel M.V.X.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar