Powered By Blogger

Rabu, 06 Juli 2011

Beam House Operation


Menurut Purnomo dan Wazah (1984) dalam bukunya yang berjudul Tenologi Kulit 2, kulit lapis adalah kulit yang digunakan untuk melapisi sepatu bagian dalam agar dapat menyerap keringat. Kulit yang biasa digunakan sebagai kulit lapis antara lain kulit kambing, domba dan split anak sapi dengan kualitas sedang.
Kulit lapis adalah kulit jadi yang dibuat dari bahan dasar kulit kambing, domba, babi, sapi atau split sapi dengan bahan penyamak terutama nabati atau dikombinasikan dengan bahan penyamak krom maupun sintesis.
Kulit lapis digunakan untuk melapisi sepatu atau dapat juga digunakan sebagai bahan pembuatan barang-barang kulit.
Kulir lapis berkualitas tinggi memerlukan bahan baku dari kulit anak sapi (claft), sedangkan yang umum menggunakan kulit kambing kualitas I, II, atau III.
Keterangan:
Klas I : Luas kerusakan tidak boleh lebih dari 4% dihitung dari luas kulit.
Tidak boleh ada kerusakan dari bakteri pembusuk.
Kerusakan hanya ringan saja.
Kerusakan tidak boleh berada pada tempat yang penting.
Struktur kulit baik dan padat.
Klas II : Luas kerusakan tidak boleh lebih dari 10% dihitung dari luas
kulit.
Kerusakan- kerusakan dari pembusukan tidak diperbolehkan
ada.
Kerusakan hanya ringan saja.
Kerusakan boleh ada pada tempat yang sedikit penting.
Struktur kulit baik dan padat.
Klas III : Luas kerusakan paling banyak 15% dihitung dari luas kulit.
Kerusakan yang berat oleh ada pada tempat sedikit penting.
Kerusakan yang berarti boleh ada pada tempat yang kurang
penting.
Kerusakan yang ringan boleh ada pada tempat yang penting.
Struktur kulit tidak boleh ada yang mengeras.
Klas IV : Luas kerusakan paling banyak 20% dihitung dari luas kulit.
Diperbolehkan adanya kerusakan- kerusakan yang berat pada tempat yang penting.
Struktur kulit kurang baik, tipis.
Catatan : Kroupon adalah tempat penting; bahu adalah tempat sedikit penting; leher, perut, ekor adalah tempat yang kurang penting.
Kulit lapis memerlukan persyaratan: tebal 1-1,2 mm, penyamakan matang, ketahanan tarik minimal 75 kg/cm2 , nerf dan kulit tidak gembos, kadar air maksimal 18%, dan pH 7 (netral).
Sebelum kulit mentah menjadi kulit lapis, kulit mengalami proses penyamakan yang secara umum dapat digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu:
  1. pengerjaan rumah basah (Beam House Operation/BHO),
  2. penyamakan (tanning), dan
  3. penyelesaian (finishing).
sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah sama dengan bahan kimia yang digunakan pada proses penyamakan kulit yang lain yang berbeda hanya prosesnya.
A. BEAM HOUSE OPERATION (BHO)
Merupakan proses pengerjaan awal baik kulit awetan garam, awet kering, maupun kulit segar yang baru dilepas dari tubuh hewan yang berfungsi untuk mempersiapkan kulit dalam menghadapi bahan kimia (kemikalia) pada proses selanjutnya. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
Soaking
Kulit direndam dalam 200% air yang di dalamnya ditambahkan 1% wetting agent (alkil sulfat). Wetting agent dapat juga menggunakan detergen ataupun sabun yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Perendaman diikuti dengan gerakan mekanis (diremas-remas) atau selama ± 60 menit. Wetting agent (surfactant) adalah suatu bahan yang berfungsi untuk memperkecil tegangan air sehingga air lebih mudah meresap ke dalam kulit dan waktu perendaman dapat diminimalkan untuk menghindari serangan mikroba. Dan untuk menantisipasi adanya serangan mikroba, larutan air dan wetting agent perlu ditambah dengan 0,01 % antiseptik.
Soaking berfungsi untuk mengembalikan kadar air pada kulit seperti kulit segar setelah pemotongan dan juga untuk menyabunkan lemak natural pada kulit.
Painting
Melarutkan Na2S (50 gr/lbr) dengan 30% air hangat kemudian menambahkan kapur Ca(OH)2 (30 gr/lbr) hingga terbentuk pasta. Kemudian pasta dioleskan pada kulit bagian daging hingga merata kemudian kulit dilipat dan didiamkan selama ± 60 menit. Usahakan untuk selalu mengontrol sehingga pH pasta ± 12.Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bulu-bulu kasar pada kulit.
Reliming
Melarutkan 3% kapur dan amine (embrolin) dalam 200% air hingga homogen. Kemudian kulit direndam dalam larutan tersebut selama 1 malam. Tetap kontrol sehingga pH larutan reliming ± 11. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan sisa bulu kasar yang belum terlepas selama proses painting. Perlu diperhatikan bahwa proses ini adalah dalam kondisi basa dan waktunya lama sehingga akan rawan terserang oleh bakteri.
Fleshing
Kulit diletakkan di atas meja fleshing dengan posisi bagian flesh di atas. Kemudian daging dihilangkan dengan pisau buang daging. Fleshing bertujuan untuk menghilangkan daging pada kulit
Scudding
Kulit diletakkan di atas meja scudding dalam posisi bagian epidermis (grain) di atas. Kemudian bulu halus dihilangkan dengan pisau buang bulu. Scudding bertujuan untuk menghilangkan bulu halus pada kulit.
Weighing (penimbangan)
Yaitu kulit ditimbang di timbangan besar untuk mengetahui berat bloten kulit atau berat kulit setelah proses liming.
Washing (pencucian)
Kulit dicuci dengan air sampai bersih untuk menghilangkan Na2S, kapur Ca(OH)2, dan kotoran-kotoran yang menempel pada kulit.
Deliming
ZA ((NH4)2SO4) dilarutkan dengan air sampai homogen, selanjutnya kulit dimasukkan dalam larutan tersebut sambil diremas-remas selama ± 45 menit. Remasan dirasa cukup apabila pada saat pengecekan dengan indikator PP, penampang kulit berwarna putih. pH larutan ZA adalah 7-8.
Deliming bertujuan untuk menghilangkan kadar kapur yang masih tersisa dalam kulit selama proses liming.
Bating (Pengikisan Protein)
Bating agent dilarutkan dalam air hangat, kemudian larutan tersebut dimasukkan dalam larutan deliming, selanjutnya kulit dalam larutan tersebut diremas-remas kembali selama ± 60 menit. Proses ini bertujuan untuk melarutkan lemak (degreasing) dan protein yang tidak diperlukan untuk penyamakan yang ada pada kulit.
Bating agent adalah enzim proteolitik (protease) yang bisa didapat dengan ekstraksi pankreas binatang, buah nanas (bromelin), buah pepaya muda (papain), atau produk paten (misalnya: Oropon).
10. Washing (Pencucian)
Mencuci kulit dengan air sampai bersih untuk menghilangkan bahan-bahan bating (bating agent).
Light Pickling
Melarutkan garam dalam air sampai homogen (min 6o Be). Selanjutnya kulit dimasukkan dalam larutan tersebut dan diremas-remas selama ± 60 menit. Setelah itu masukkan larutan H2SO4 ke dalamnya. Larutan H2SO4 dimasukkan dengan 3 tahapan (1/3 bagian), dalam tenggang waktu @ 10 menit (sambil terus diremas-remas). Proses ini bertujuan untuk mengawetkan kulit dalam jangka pendek karena akan segera diproses untuk tahap berikutnya, dan untuk mengkondisikan kulit pada pH proses penyamakan. pH proses light pickling adalah 5.
Penggunaan garam pada proses ini adalah dimaksudkan untuk menahan kebengkakan kulit karena proses pengasaman. Pada dasarnya kulit bersifat membengkak pada pH rendah.
B. PENYAMAKAN (TANNING)
Menurut Purnomo (1991) dalam bukunya yang berjudul Penyamakan Kulit Reptil, penyamakan bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisme, chemis atau fisis, menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap pengaruh tersebut. Mekanisme penyamakan kulit pada prinsipnya adalah memasukkan bahan tertentu yang disebut bahan penyamak ke dalam jaringan serat kulit, sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan serat kulit. Sifat fisik kulit akan berubah menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan kulit mentahnya (seperti: sifat kelemasan, ketahanan terhadap panas / dingin dan gesekan).
Pre Tanning
Merupakan lanjutan dari proses light pickling, yaitu dengan menambahkan bahan penyamak krom dalam larutan sambil terus dilakukan peremasan selama ± 60 menit. Selanjutnya setelah selesai kulit direndam dalam larutan tersebut selama 1 malam.
Tujuan
Menyiapkan kulit untuk proses tanning.
Tanning
Melarutkan garam dapur (NaCl) dalam air (± 5°Be). Kemudian bahan penyamak nabati dimasukkan ke dalam larutan. Cara memasukkan yaitu dengan 3 kali tahapan (1/3 bagian) dengan waktu tenggang @ 30 menit sambil terus diremas-remas (untuk pemasukkan mimosa terakhir, peremasan dilakukan selama ± 60 menit). Tanning dirasa sudah cukup apabila larutan bahan penyamak nabati sudah mendekati jernih. Setelah itu dalam larutan ditambahkan anti jamur (anti jamur ditambahkan karena proses tanning dilakukan pada kondisi asam yang merupakan suasana yang baik untuk tumbuh jamur) sambil dilakukan peremasan selama ± 15 menit.
Tujuan
Merubah kulit yang bersifat labil menjadi stabil terhadap suhu, bahan kimia, tarikan dan gesekan.
Menjadikan kulit tahan terhadap pengaruh mikrobia.
C. PASCA TANNING (FINISHING)
Ageing
Merupakan lanjutan dari proses tanning, yaitu menggantung kulit pada kuda-kuda selama 1 malam (kulit ditutup dengan plastik). Cara penumpukan kulit, kulit ditumpuk dengan menautkan permukaan dengan permukaan kulit (rajah dengan rajah) dan bagian daging dengan bagian daging. Lantai atau papan untuk aging memiliki kemiringan 15°.
Jika pemeraman / aging terlalu lama maka kulit akan mengering dan terjadi kristal garam kemudian akan tumbuh jamur.
Tujuan
Mengurangi kadar air dalam kulit.
Untuk menyempurnakan terjadinya reaksi antara molekul – molekul zat penyamak chrom dengan kulit, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik terutama pada sifat – sifat kulit tersamak.
Shaving
Yaitu proses pengurangan ketebalan kulit sesuai dengan ketebalan yang diinginkan atau dikehendaki. Alat yang digunakan adalah mesin shaving atau mesin ketam. Kadar air yang tinggi pada kulit akan menyebabkan pisau silinder akan sulit untuk mengiris kulit karena kulit menjadi licin.
Tujuan
- Mengurangi ketebalan kulit sehingga didapat ketebalan yang diinginkan.
Washing
Mencuci kulit yang telah mengalami proses shaving. Dengan menggunakan air sebanyak 300 % dari berat kulit, dan diremas-remas selama 15’.
Tujuan
- Untuk menghilangkan serat-serat kulit yang tersisa setelah proses shaving.
Fatliquoring
Adalah proses peminyakan pada kulit dengan menggunakan minyak anionic. Pada suhu yang tinggi minyak akan pecah.
Fatliquoring bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil kulit dengan kelemasan tertentu / untuk mendapatkan hasil kulit yang lebih fleksibel. Prinsip kerja proses fatliquoring adalah minyak menggantikan kadar air (tidak semua air yang terkandung dalam kulit digantikan oleh minyak) sehingga diperoleh kulit yang lebih fleksibel. Kemikalia yang digunakan adalah minyak anionik yang dilarutkan dalam air hangat. Hal yang terpenting dalam peminyakan adalah minyak harus bisa larut dan selanjutnya tersebar secara merata diantara serat kulit. Peminyakan dengan air merupakan metode emulsi yang bertujuan agar minyak dengan media emulsi dapat terdispersi kedalam serat kulit, tidak tersebar dipermukaan kulit sehingga permukaan kulit tidak berlemak.
Tujuan
melicinkan serat-serat kulit, sehingga kulit akan lebih tahan terhadap gaya tarikan dan gaya mekanik,
menjaga serat kulit agar tidak lengket antara satu dengan yang lainnya, sehingga kulit lebih lunak dan lemas, dan
memperkecil daya serap kulit.
Fixing
Menambahkan asam oksalat dan fungicide pada larutan fatliquoring dan dilanjutkan dengan peremasan pada kulit.
Memberikan suasana asam yang dapat mereaktifkan minyak anionik dan bahan penyamak nabati.
Tacking wet / Drying
Merupakan proses pementangan kulit dengan menggunakan toogle atau papan pentangan. Kulit dipentang pada papan. Faktor yang mempengaruhinya adalah temperatur (suhu). Semakin tinggi temperatur maka akan menyebabkan semakin cepat penguapan yang terjadi sehingga akan menyebabkan kerusakan pada kulit (kulit akan menjadi kaku dan kasar). Selain itu kecepatan sirkulasi juga berpengaruh karena sirkulasi yang baik akan mempercepat pengeringan.
Tujuan
untuk meregangkan sekaligus mengeringkan kulit.,
untuk mendapatkan luas yang maksimum dan bentuk yang simetris, dan
mengurangi kadar air bebas didalam kulit secara bertahap, tanpa merusak kulit, zat penyamak dan minyak yang ada di dalam kulit.
Trimming
Merupakan proses pemotongan atau pengurangan bagian-bagian kulit yang tidak perlu.
Tujuan
Untuk merapikan kulit
Untuk membuang atau menghilangkan bagian-bagian kulit yang tidak perlu.
Measuring
Mengukur luas kulit menggunakan penggaris/mistar (square feet) untuk mengetahui luas kulit
Tujuan
- Untuk mengetahui luas kulit secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar